Jumat, 20 Maret 2015

Penalaran, Berfikir Deduktif dan Berfikir Induktif

SOFT SKILL BAHASA INDONESIA 2






DISUSUN OLEH
NAMA : YUDINDA CAHYA PERMANA
NPM : 18212323
KELAS : 3EA21




UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015


1.     PENALARAN
A.   Pengertian Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

B.   Proposisi ialah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Dengan kata lain, Proporsisi sebagai pernyataan yang didalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain.
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

C.    Inferensi dan implikasi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh sistem untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari  jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
Ada dua metode inferensi yang dapat digunakan, yaitu:
·         Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.
Fakta dapat ditulis :
1.  p → q
2.  r  v s
3.  r → t
4.  ~q
5.  u → v
6.  s → p

Inferensi yang dapat dilakukan
1.        p → q                                               3. r  v  s
__~q                                                     __~s
                        ~p                                                           
2.       s → p                                                 4. r → t
                        __~p                                                        r___
Kesimpulan : Kacamata ada di meja tamu
Implikasi adalah pernyataan majemuk yg menggunakan kata hubung
“jika…maka…”disebut implikasi,  pernyataan bersyarat, kondisional atau
hypothesical notasi.

D.    Cara Menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas




E.     Cara Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi

F.     Cara Menguji Autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas enelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan

2.      BERFIKIR DEDUKTIF
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
A.    Silogisme Kategorial
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
·         Premis Umum       : Premis Mayor (My)
·         Premis Khusus      : Premis Minor (Mn)
·         Premis Simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor,
dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan.
Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Dari premis yang postif, akan dihasilkan simpulan yang positif
Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Dari premis mayor khusus dan premis mayor negatif tidak dapat ditarik satu
simpulan.
Contoh silogisme Kategorial :
My  : Semua pekerja di Sharp adalah lulusan S1.
Mn  : Novry adalah pekerja.
K     : Novry lulusan S1.
My  : Tidak ada manusia yang sempurna.
Mn  : Novry adalah manusia.
K     : Novry tidak sempurna.
My  : Semua pekerja memiliki keahlian.
Mn  : Novry tidak memiliki keahlian.
K     : Novry bukan pekerja.

B.     Silogisme Hipotesis yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen.
Contoh :
My  : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
Mn  : Makanan tidak ada.
K     : Jadi, manusia akan kelaparan.
My  : Jika tidak ada matahari, tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
Mn  : Tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
K     : Tumbuhan tidak dapat matahari.

C.    Silogisme Alternatif  yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi Alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My  : Supplier Sharp berada di Bandung atau Sukabumi.
Mn  : Supplier Sharp berada di Bandung.
K     : Jadi, Supplier Sharp tidak berada di Sukabumi.

D.    Entimen Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh Entimen :
Dia menerima ciuman pertama kali karena dia telah berpacaran.
Anda telah menerima ciuman saat berpacaran, karena itu anda berciuman.

3.      BERFIKIR INDUKTIF
Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.
Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum.Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.

Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh penalaran induktif :
kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

A.    Generalisasi
Yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh : Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3EA06 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EA06 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia.

Macam – macam generalisasi : 
·         Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk 
·         Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar. 

B.     Hipotesis dan Teori
Hipotesis Secara bahasa hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo artinya sebelum dan thesis artinya pernyataan atau pendapat. Secara istilah hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya.

·         Hipotesis dua arah dan hipotesis satu arah
Hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pula berupa hipotesis satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataan mengenai adanya perbedaan atau adanya hubungan.


Contoh hipotesis dua arah: Ada perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa.

Hipotesis dua-arah memang kurang spesifik, oleh karena itu perlu diformulasikan dalam hipotesis satu-arah.
Contoh: Terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang signifikan antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
Ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar siswa.

Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
·         Untuk menguji teori,
·         Mendorong munculnya teori,
·         Menerangkan fenomena sosial,
·         Sebagai pedomanuntuk mengarahkan penelitian,
·         Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan. Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan. Misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan.

v  Hubungan antara hipotesis dengan teori
Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Oleh karena itu teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.

C.    Analogi
Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama.
Contoh : Danih adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan Sandy, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.

D.    Hubungan Kausal 
Hubungan sebab dan akibat adalah sebuah bentuk fenomenal yang menghasilkan sesuatu dari dampak yang diakibatkan dari suatu makna kalimat kemudian digabungkan didalam satu kalimat.
Menurut hukum kausalitas semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Tidak ada satu gejala atau kejadian yang muncul tanpa penyebab. Pertama, satu atau beberapa gejala yang timbul dapat berperan sebagai sebab akibat, atau sekaligus sebagai akibat didasari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya. Kedua, gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih. Ketiga, hubungan sebab dan akibat dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya ketika seorang ibu melihat awan menggantung, ia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakan itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) pertanda akan turun hujan (akibat). Hujan (sebab) akan menjadikan yang dijemurnya basah (akibat).
Contoh : Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus
diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran di ibukota.

Pada umumnya hubungan kausal dapat berlangsung dalam tiga pola berikut:
·         Sebab ke akibat
·         Akibat ke sebab, dan
·         Akibat ke akibat

v  Sebab ke Akibat
Hubungan sebab ke akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang di anggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju kepada suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat yang terdekat. Efek yang ditimbulkan oleh sebab tadi dapat merupakan efek tunggal, tetapi dapat juga berbentuk sejumlah efek bersama-sama, atau serangkaian efek. Misalnya kalau saya menekan tombol lampu menyala; Penekanan tombol sebagai satu sebab akan menimbulkan satu efek yaitu lampu menyala. Tetapi hujan sebagai satu sebab akan menimbulkan efek serentak, yaitu: tanah-tanah menjadi becek dan berlumpur, selokan penuh banjir, pakaian yang dicuci tidak lekas kering, mereka yang tidak tahan udara lembab atau dingin akan jatuh sakit, dan sebagainya. Sebaliknya sebab dan akibat berantai terjadi: misalnya kenaikan harga minyak menyebabkan para penyalur bahan makanan menaikkan harga-harga bahan makanan, harga bahan makanan naik menimbulkan kesulitan hidup, kesulitan hidup dalam semua bidang menyebabkan kaum buruh menuntun kenaikan upah, dan seterusnya.



v  Akibat ke sebab
Hubungan akibat ke sebab merupakan suatu proses berpikir yang induktif juga dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui, kemudian bergerak menuju sebab – sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh : Ada seorang pasien pergi ke dokter karena merasa sakit didadanya. Dokter yang di minta bantuannya harus menemukan sebabnya untuk memberikan pengobatan yang tepat. Ia menetapkan bahwa sakit didada pasien disebabkan oleh kanker. Jadi jalan pikiran bertolak dari akibat yang diketahui (sakit di dada) menuju kepada sebuah sebab (kanker).

v  Akibat Ke Akibat
Hubungan kausal akibat ke akibat adalah proses penalaran dari suatu akibat menuju suatu akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan kedua akibat tadi.
Contoh : Terjadi sejumlah akibat karena turun hujan: tanah-tanah menjadi becek dan berlumpur, selokan penuh air, jemuran basah kembali, dan sebagainya. Ketika seorang ibu kembali dari belanja dari pasar yang jauh dari rumahnya, iya melihat tanah menjadi becek dan selokan penuh air. Melihat kondisi ini, ia lantas mengambil kesimpulan bahwa jemuran yang seharusnya sudah kering, menjadi basah kembali. Dalam hal ini, ia sama sekali tidak berfikir bahwa jemuran menjadi basah Karena tanah yang becek atau kerena selokan penuh air, tetapi semua efek dari suatu sebab umum yang sama yaitu hujan.
Dalam mempergunakan pola penalaran ini,penulisan atau pembicara harus yakin dengan sungguh – sungguh bahwa terdapat suatu sebab umum bagi kedua sebab itu.

E.     Induksi dalam Metode Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
·         Menentukan topik/tema
·         Menetapkan tujuan
·         Mengumpulkan data dari berbagai sumber
·         Menyusun kerangka karangan sesuai topik yang dipilih
·         Mengembangkan kerangka menjadi eksposisi
Contoh : Biar bagaimanapun juga otak selalu saja mengalahkan otot.
Menurut teori Darwin manusia berasal dari kera yang berevolusi.
Matahari adalah poros dari perputaran planet-planet yang mengelilinginya termasuk bumi.
Manusia adalah mahkluk yang paling istimewa dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk lainnya dibumi.
Agar bisa mencapai persentase lulus, maka hal itu bisa diraih dengan giat belajar.


Referensi atau Sumber :
http//wikipedia.com
sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/…/slide+penalaran.ppt
Gorys Keraf. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar