SOFT SKILL BAHASA INDONESIA 2
DISUSUN OLEH
NAMA : YUDINDA CAHYA PERMANA
NPM : 18212323
KELAS : 3EA21
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
1.
PENALARAN
A.
Pengertian
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi
– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence).
B.
Proposisi
ialah kalimat logika yang merupakan
pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai
benar atau salah. Dengan kata lain, Proporsisi sebagai pernyataan yang
didalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain.
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di
antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang
lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat.
Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak
dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut
proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah
bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
C.
Inferensi dan
implikasi adalah
mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh sistem untuk
mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan
selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran
dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan
fakta-fakta yang ada dalam basis data.
Ada
dua metode inferensi yang dapat digunakan, yaitu:
·
Forward
chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah
kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE),
maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven
karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi
diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam,
maka gunakan forward chaining.
Fakta
dapat ditulis :
1.
p → q
2.
r v s
3.
r → t
4.
~q
5.
u → v
6.
s → p
Inferensi
yang dapat dilakukan
1.
p → q
3. r v s
__~q
__~s
~p
2.
s →
p
4. r → t
__~p
r___
Kesimpulan
: Kacamata ada di meja tamu
Implikasi adalah pernyataan majemuk yg
menggunakan kata hubung
“jika…maka…”disebut
implikasi, pernyataan bersyarat,
kondisional atau
hypothesical
notasi.
D.
Cara Menguji Data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah
ini beberapa cara yang dapat
digunakan untuk pengujian tersebut.
1.
Observasi
2.
Kesaksian
3.
Autoritas
E.
Cara Menguji Fakta
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian
tersebut baru merupakan penilaian tingkat
pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta,
sesudah itu pengarang atau penulis
harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar
memperkuat kesimpulan yang akan
diambil.
1.
Konsistensi
2.
Koherensi
F.
Cara Menguji Autoritas
Seorang
penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik
akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas enelitian atau data eksperimental.
1.
Tidak mengandung prasangka
2.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.
Kemashuran dan prestise
4.
Koherensi dengan kemajuan
2.
BERFIKIR DEDUKTIF
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
A.
Silogisme Kategorial
Silogisme
yang terjadi dari tiga proposisi.
·
Premis
Umum : Premis Mayor (My)
·
Premis
Khusus : Premis Minor (Mn)
·
Premis
Simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam
simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor,
dan
predikat simpulan disebut term minor.
Aturan
umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
Silogisme
harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
Silogisme
terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan.
Dua
premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Bila
salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Dari
premis yang postif, akan dihasilkan simpulan yang positif
Dari
dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Dari
premis mayor khusus dan premis mayor negatif tidak dapat ditarik satu
simpulan.
Contoh
silogisme Kategorial :
My
: Semua pekerja di Sharp adalah lulusan S1.
Mn
: Novry adalah pekerja.
K
: Novry lulusan S1.
My
: Tidak ada manusia yang sempurna.
Mn
: Novry adalah manusia.
K
: Novry tidak sempurna.
My
: Semua pekerja memiliki keahlian.
Mn
: Novry tidak memiliki keahlian.
K
: Novry bukan pekerja.
B.
Silogisme Hipotesis yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis.
Konditional
hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga
menolak berarti konsekuen.
Contoh
:
My
: Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
Mn
: Makanan tidak ada.
K
: Jadi, manusia akan kelaparan.
My
: Jika tidak ada matahari, tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
Mn
: Tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
K
: Tumbuhan tidak dapat matahari.
C.
Silogisme Alternatif yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif.
Proposisi
Alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya,
simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
:
My
: Supplier Sharp berada di Bandung atau Sukabumi.
Mn
: Supplier Sharp berada di Bandung.
K
: Jadi, Supplier Sharp tidak berada di Sukabumi.
D.
Entimen Silogisme ini jarang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya
premis minor dan simpulan.
Contoh
Entimen :
Dia
menerima ciuman pertama kali karena dia telah berpacaran.
Anda
telah menerima ciuman saat berpacaran, karena itu anda berciuman.
3.
BERFIKIR INDUKTIF
Penalaran
merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang
dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan
panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat
mengetahui suatu kebenaran.
Induktif
merupakan hal yang dari khusus ke umum.Sehingga dapat dikatakan berpikir
induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan
ke hal-hal yang umum.
Penalaran
Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang
dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu
kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh
penalaran induktif :
kucing
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. kelinci berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan.
Kesimpulan
: semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
A.
Generalisasi
Yaitu
proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan
sejumlah data.
Contoh : Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3EA06 telah
keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 90.
Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun yang
mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas
3EA06 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia.
Macam
– macam generalisasi :
·
Generalisasi
sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
·
Generalisasi
tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian
fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum
diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui
pengujian yang benar.
B.
Hipotesis dan Teori
Hipotesis
Secara
bahasa hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo artinya sebelum dan
thesis artinya pernyataan atau pendapat. Secara istilah hipotesis
adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui
kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Karena
hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya.
·
Hipotesis
dua arah dan hipotesis satu arah
Hipotesis
penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pula berupa hipotesis
satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataan mengenai adanya perbedaan
atau adanya hubungan.
Contoh
hipotesis dua arah: Ada perbedaan tingkat peningkatan
berat badan bayi antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang
berperan ganda dan tidak berperan ganda.
Ada
hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa.
Hipotesis
dua-arah memang kurang spesifik, oleh karena itu perlu diformulasikan dalam
hipotesis satu-arah.
Contoh:
Terdapat perbedaan peningkatan berat
badan bayi yang signifikan antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari
ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
Ada
hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar
siswa.
Tahap-tahap
pembentukan hipotesis secara umum
·
Untuk
menguji teori,
·
Mendorong
munculnya teori,
·
Memberikan
kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
Teori adalah serangkaian
bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan
sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah.
Teori
juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk
menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu misalnya, benda-benda
mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan. Sering kali, teori dipandang
sebagai suatu model atas kenyataan. Misalnya : apabila kucing mengeong
berarti minta makan.
v Hubungan antara hipotesis dengan
teori
Hipotesis
ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif
atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu jenis proposisi,
umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya
pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti.
Oleh
karena itu teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk
digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari
dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut,
peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
C.
Analogi
Analogi
yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat
yang sama.
Contoh
: Danih
adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu
berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan
Sandy, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk
menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental
dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan
kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental
dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.
D.
Hubungan Kausal
Hubungan
sebab dan akibat adalah sebuah bentuk fenomenal yang menghasilkan sesuatu dari
dampak yang diakibatkan dari suatu makna kalimat kemudian digabungkan didalam
satu kalimat.
Menurut
hukum kausalitas semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjalin dalam
rangkaian sebab akibat. Tidak ada satu gejala atau kejadian yang muncul tanpa
penyebab. Pertama, satu atau beberapa gejala yang timbul dapat berperan sebagai
sebab akibat, atau sekaligus sebagai akibat didasari gejala sebelumnya dan
sebab gejala sesudahnya. Kedua, gejala atau peristiwa yang terjadi dapat
ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau
lebih. Ketiga, hubungan sebab dan akibat dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya
ketika seorang ibu melihat awan menggantung, ia segera memunguti pakaian yang
sedang dijemurnya. Tindakan itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung
tebal (sebab) pertanda akan turun hujan (akibat). Hujan (sebab) akan menjadikan
yang dijemurnya basah (akibat).
Contoh :
Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus
diselesaikan
pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota,
bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk
mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam
waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga harus
melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM menjadi
faktor penyebab banyaknya pengangguran di ibukota.
Pada umumnya hubungan kausal dapat
berlangsung dalam tiga pola berikut:
·
Sebab ke akibat
·
Akibat ke sebab, dan
·
Akibat ke akibat
v Sebab ke Akibat
Hubungan
sebab ke akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang di anggap sebagai
sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju kepada suatu kesimpulan
sebagai efek atau akibat yang terdekat. Efek yang ditimbulkan oleh sebab tadi
dapat merupakan efek tunggal, tetapi dapat juga berbentuk sejumlah efek
bersama-sama, atau serangkaian efek. Misalnya kalau saya menekan tombol lampu
menyala; Penekanan tombol sebagai satu sebab akan menimbulkan satu efek
yaitu lampu menyala. Tetapi hujan sebagai satu sebab akan
menimbulkan efek serentak, yaitu: tanah-tanah menjadi becek dan berlumpur,
selokan penuh banjir, pakaian yang dicuci tidak lekas kering, mereka yang tidak
tahan udara lembab atau dingin akan jatuh sakit, dan sebagainya. Sebaliknya sebab
dan akibat berantai terjadi: misalnya kenaikan harga minyak menyebabkan para
penyalur bahan makanan menaikkan harga-harga bahan makanan, harga bahan makanan
naik menimbulkan kesulitan hidup, kesulitan hidup dalam semua bidang
menyebabkan kaum buruh menuntun kenaikan upah, dan seterusnya.
v Akibat ke sebab
Hubungan
akibat ke sebab merupakan suatu proses berpikir yang induktif juga dengan
bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui,
kemudian bergerak menuju sebab – sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat
tadi.
Contoh
: Ada seorang pasien pergi ke dokter
karena merasa sakit didadanya. Dokter yang di minta bantuannya harus menemukan
sebabnya untuk memberikan pengobatan yang tepat. Ia menetapkan bahwa sakit
didada pasien disebabkan oleh kanker. Jadi jalan pikiran bertolak dari akibat
yang diketahui (sakit di dada) menuju kepada sebuah sebab (kanker).
v Akibat Ke Akibat
Hubungan
kausal akibat ke akibat adalah proses penalaran dari suatu akibat menuju suatu
akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan kedua
akibat tadi.
Contoh
: Terjadi sejumlah akibat karena
turun hujan: tanah-tanah menjadi becek dan berlumpur, selokan penuh air,
jemuran basah kembali, dan sebagainya. Ketika seorang ibu kembali dari belanja
dari pasar yang jauh dari rumahnya, iya melihat tanah menjadi becek dan selokan
penuh air. Melihat kondisi ini, ia lantas mengambil kesimpulan bahwa jemuran
yang seharusnya sudah kering, menjadi basah kembali. Dalam hal ini, ia sama
sekali tidak berfikir bahwa jemuran menjadi basah Karena tanah yang becek atau
kerena selokan penuh air, tetapi semua efek dari suatu sebab umum yang sama
yaitu hujan.
Dalam
mempergunakan pola penalaran ini,penulisan atau pembicara harus yakin dengan
sungguh – sungguh bahwa terdapat suatu sebab umum bagi kedua sebab itu.
E.
Induksi dalam Metode Eksposisi
adalah
salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya
ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya
penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau
penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi
ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi
demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah
menyusun eksposisi:
·
Menentukan
topik/tema
·
Menetapkan
tujuan
·
Mengumpulkan
data dari berbagai sumber
·
Menyusun
kerangka karangan sesuai topik yang dipilih
·
Mengembangkan
kerangka menjadi eksposisi
Contoh
: Biar bagaimanapun juga otak selalu saja mengalahkan otot.
Menurut
teori Darwin manusia berasal dari kera yang berevolusi.
Matahari
adalah poros dari perputaran planet-planet yang mengelilinginya termasuk bumi.
Manusia
adalah mahkluk yang paling istimewa dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk lainnya
dibumi.
Agar
bisa mencapai persentase lulus, maka hal itu bisa diraih dengan giat belajar.
Referensi
atau Sumber :
http//wikipedia.com
sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/…/slide+penalaran.ppt
Gorys
Keraf. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar