SOFT SKILL BAHASA INDONESIA 2
DISUSUN OLEH
NAMA : YUDINDA CAHYA PERMANA
NPM : 18212323
KELAS : 3EA21
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
ASPEK
DAN KONSEP PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH
I. PENALARAN ILMIAH
1.
Pengertian Penalaran
Menurut
Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis
untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak
ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan
teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala
aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip
penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir
benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena
penalaran mendidik manusi bersikap objektif,
tegas, dan berani, suatu sikap yang
dibutuhkan dalam segala kondisi”.
Dalam sumber yang sama, Minto
Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah
suatu proses
berpikir yang logis dengan berusaha menghubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fakta adalah kenyataan yang
dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta
dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat,
mendengar, membaui, meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat
menghitung, mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan
menghubung-hubungkan. Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.
Sedangkan Widjono, (2007 : 209), mengungkapkan penalaran dalam beberapa
definisi, yaitu:
1) Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan
sampai dengan simpulan.
2) Menghubung-hubungkan
fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
3) Proses
menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian
baru.
4) Dalam
karangan terdiri dari dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan
mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubungkan variabel yang dikaji
sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan.
5) Pembahasan
suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau
pengertian baru.
Jadi, dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa penalaran adalah proses pemikiran yang logis untuk memperoleh
kesimpulan berdasarkan fakta yang relevan (sebenarnya). Atau dengan kata lain,
penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menghasilkan dan
menarik kesimpulan.
2.
Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah
Menurut
Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1)
Topik yaitu ide
sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi
sekurang-kurangnya dua variabel.
2)
Dasar
pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi
yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3)
Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:
a.
Proposisi
empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta.
b.
Proposisi
mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar
atau salahnya.
c.
Proposisi
hipotetik yaitu persyaratan huungan subjek dan
predikat yang harus dipenuhi.
d.
Proposisi
kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat.
e.
Proposisi
positif universal yiatu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran
mutlak.
f.
Proposisi
positif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan
tersebut bersifat positif.
g.
Proposisi
negatif universal, kebalikan dari proposisi positif universal.
h.
Proposisi
negatif parsial, kebalikan dari proposisi negatif parsial.
4)
Proses
berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti,
dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5)
Logika yaitu metode
pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi
(pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
6)
Sistematika yaitu
seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam
suatu kesatuan.
7)
Permasalahan
yaitu
pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8)
Variabel yaitu unsur
satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
9)
Analisis (pembahasan,
penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari
hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10) Pembuktian (argumentasi) yaitu proses
pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya.
Pembuktian ini harus disertai dukungan yang berupa: metode analisis baik yang
bersifat manual maupun yang berupa software.
Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta, contoh,
dan hasil analisis yang akurat.
11) Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari
sebuah analisis induktif atau deduktif.
12) Kesimpulan (simpulan) yaitu
penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.
3.
Jenis Penalaran
Minto
Rahayu, (2007 : 41), penalaran dapat dibedakan dengan cara induktif dan
deduktif.
1)
Penalaran induktif
Ialah proses berpikir yang bertolak dari satu atau
sejumlah fenomena atau gejala individual untuk menurunken suatu kesimpulan
(inferesi) yang berlaku umum.
Proses induksi dapat dibedakan menjadi:
a.
Generalisasi ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan
atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum
mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
b.
Analogi ialah suatu
proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu
gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat
atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan.
c.
Sebab akibat, prinsip
umum hubungan sebab akibat menyatakan bahwa semua peristiwa harus ada
penyebabnya.
2)
Penalaran deduktif
Ialah proses berpikir yang bertolak dari prinsip,
hukum, putusan yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala atas prinsip
umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan
bagian dari hal atau gejala diatas.
II. PENULISAN
ILMIAH
1.
Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah penulisan hasil berpikir ilmiah yang di dalamnya
mencerminkan ciri ilmu pengetahuan. Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang
disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang
telah dilakukannya. Definisi lain juga menyebutkan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan
tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
2.
Ciri Penulisan Ilmiah
Ciri-ciri dari penulisan ilmiah antara lain adalah:
a.
Isi mencerminkan hakikat ilmu pengetahuan atau objek
ilmu tertentu.
b.
Mengandung teori atau kerangka
berpikir.
c.
Terdapat metode analisis (cara mencari dan menemukan
kebenaran).
d.
Mengandung penalaran.
3.
Tipe-tipe Tulisan Ilmiah
Menurut Jonathan Sarwono, (2010 : 11), pada umumnya, tulisan ilmiah dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu tu;lisan ilmiah populer dan tulisan ilmiah
murni.
Ciri-ciri dan karakteristik tulisan
ilmiah populer, antara lain:
a.
Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian
pembaca, yang dapat juga dikatakan persuasif. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya pembaca yang ditargetkan ialah umum atau bukan spesialis di bidang ahli
mengenai topik bahasan yang ditulis.
b.
Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang
bersangkutan tetap terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.
c.
Penulisan melakukan kontekstualisasi data hasil riset
ke dalam tulisan tersebut sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh
pembaca umum.
d.
Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak
menggunakan terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok
tertentu.
e.
Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah
kalimat aktif
f.
Gaya penulisan tidak baku.
g.
Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
h.
Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat
menarik, baik aspek intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang
bersangkutan.
i.
Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu
berupa keinginan penulis agar pembaca melakukan tindakan tertentu.
Ciri-ciri dan karakteristik tulisan ilmiah murni,
antara lain:
a.
Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara
objektif.
b.
Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis,
terstruktur, dan baku.
c.
Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi
khusus atau disebut “jargon ilmiah” yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan yang
sama bidang ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.
d.
Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.
e.
Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.
f.
Tulisan digunakan untuk mendapatkan informasi dalam
bentuk khusus yang hanya digunakan untuk menarik kemampuan intelektual pembaca.
g.
Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.
h.
Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang
dikaji.
4.
Macam-macam Karya Tulis Ilmiah
Salah satu
ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku,
jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet. Sesuai dengan
cirinya yang tertulis, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk
makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi,
tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari
kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
1)
Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok
persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan
dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis
oleh mahasiswa.
2)
Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian dalam rangka penyelesaian studi tingkat strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana.
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian dalam rangka penyelesaian studi tingkat strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana.
3)
Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program strata dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program strata dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
4)
Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat strata tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat strata tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
5)
Artikel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2002 : 66) menjelaskan bahwa “Artikel merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya”. Tartono, (2005 : 84), berpendapat bahwa “Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2002 : 66) menjelaskan bahwa “Artikel merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya”. Tartono, (2005 : 84), berpendapat bahwa “Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas”.
III. KETERKAITAN
PENALARAN DALAM PROSES PENULISAN ILMIAH
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran
seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu
sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek
tersebut adalah:
1.
Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang
lain dalam suatu
karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu
sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan
masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus
berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan
harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
2.
Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang
harus didahulukan atau ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke
hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan
pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir
secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan
dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan
lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus
sebagai penutup karangan ilmiah.
3.
Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta,
analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal
yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan
argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan),
pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat
argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4.
Aspek Teknik Penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah
digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola
penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu
pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak
yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
5.
Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa
dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan
bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru
akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan
ilmiah akademis.
Daftar Pustaka
Hs, Widjono. 2007. Bahasa
Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta
: Grasindo.
Jumanta. Tanpa Tahun. Penalaran Dalam Proses
Penulisan Ilmiah. Dalam http://jumanta.com/download/doc_download/15-pertemuan7c-proses-penalaran-ilmiah.html
Prayogi, Aryo. 2011. Penulisan Ilmiah. Dalam
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah - Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah. Yogyakarta
: Andi Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar