SOFT SKILL PRILAKU KONSUMEN
DISUSUN OLEH
NAMA : YUDINDA CAHYA PERMANA
NPM : 18212323
KELAS : 3EA21
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Assalammualaikum
Warahmatullahi Wabaraktu
Rasa
syukur patut saya panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang telah mengijinkan dan
memberi nikmat kemudahan kepada saya dalam menyusun dan menulis makalah PRILAKU
KONSUMEN ini . Hal yang paling mendasar yang mendorong saya menyusun makalah
ini adalah tugas dari mata kuliah PRILAKU KONSUMEN, untuk mencapai nilai yang
memenuhi syarat perkuliahan.
Pada
kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhinggan atas
bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Jika ada kekurangan dalam
makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya .
Wassalammualaikum
Warahmatullahi Wabarakatu .
Jakarta, Oktober 2014
( Yudinda Cahya P )
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi ...............................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Pengertian
Prilaku Konsumen .......................................................................................
1
2. Pemikiran
yang bener tentang Konsumen ...............................................................
1
a. Faktor
yang mempengaruhi Konsumen ...................................................
1
b. Pendekatan
Prilaku Konsumen ...............................................................
2
3. Penelitian konsumen sebagai suatu bidang yang
dinamis .......................................
4
BAB II SEGMENTASI PASAR DAN ANALISI DEMOGRAFI
1. Segmentasi
Pasar ...................................................................................................
6
a. Segmentasi
dan Kepuasan Konsumen ...................................................
7
b. Segmentasi
dan Profitabilitas ...............................................................
7
c. Penggunaan
Segmentasi dalam Strategi Pemasaran .......................................
8
2. Rencana Perubahan ...................................................................................................
8
a. Analisi
Konsumen dan Kebijakan Sosial ...................................................
8
b. Perubahan
Struktur Pasar konsumen ...............................................................
9
BAB III
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN ............. 12
1. Model
Proses Pengambilan keputusan .............................................................
13
a. Model
Prilaku Pengambilan Keputusan .................................................
13
b. Model
Presfektif dan Deskriktif .............................................................
13
2. Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan .............................................................
14
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemecahan
Masalah .....................................
15
4. Pembelian .............................................................................................................
16
5. Diagnosa Prilaku Konsumen .....................................................................................
17
BAB IV
EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
1. Kriteria
Evaluasi .................................................................................................
18
2. Menentukan
Alternatif Pilihan .........................................................................
18
3. Menaksirkan
Alternatif Pilihan .........................................................................
18
4. Menyeleksi
Aturan Pengambilan Keputusan .................................................
18
BAB V PEMBELIAN
1. Proses
Keputusan Membeli .....................................................................................
19
a. Pengenalan
Masalah .....................................................................................
19
b. Pencarian
Informasi .....................................................................................
19
c. Evaluasi
Alternatif .....................................................................................
19
d. Keputusan
Pembeli .....................................................................................
20
e. Prilaku
Pasca Pembelian .........................................................................
20
2. Memilih
Alternatif Terbaik .....................................................................................
20
3. Memilih
sumber-sumber Pembelian .........................................................................
23
3.1 Sumber-sumber
Pembelian Intern .............................................................
23
a. Motivasi .................................................................................................
23
b. Belajar .............................................................................................................
23
c. Kepribadian .................................................................................................
24
3.2 Sumber-sumber Pembelian Ekstern .............................................................
24
a. Kebudayaan .................................................................................................
24
b. Kelompok
Sosial dan Referensi .............................................................
25
c. Keluarga .................................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................
26
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Prilaku Konsumen
Perilaku
konsumen
adalah proses
dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan
dan keinginan.
2.
Pemikiran
yang benar tentang konsumen
Perilaku konsumen
sebenarnya merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Untuk barang berharga
jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi
(high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang
a.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
konsumen
Berdasarkan landasan teori, ada dua
faktor dasar yang mempengaruhi perilaku
Konsumen yaitu faktor eksternal dan
faktor internal.
·
Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga,
kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok
referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak
langsung pada sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi
perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen
dalam bertingkah laku.
·
Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah
motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar
menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari
pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.
b.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terbagi dua
yaitu :
·
Teori Kardinal ( Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara
nominal,sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram,panjang
dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah
util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara
manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang
diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari
penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU).
Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.
·
Teori Ordinal ( Ordinal Theory ) Terbagi atas 7 bagian yaitu :
Kurva Indiferensi (Indiference Curve)
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya
dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian
seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva
indiferensi (indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau
sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference
map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen
Asumsi asumsi
Kurva Indiferensi :
1)
Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasanya.
2) Kurva
indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah ( downward sloping ), dan cembung ke titik origin ( convex to origin) atau adanya kelangkaan.
3) Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar asumsi transitivitas
terpenuhi.
Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Garis
Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi
konsumsi
dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang
sama besar.
Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan
harga
sebagai P ( Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang
dikonsumsi
adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk Y),maka:
BL=Px.Qx+Py.Qy
Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan
harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur
dari
besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila
luas bidang
segitiga makin luas,maka daya beli meningkat begitu juga
sebaliknya.
Keseimbangan Konsumen
Kondisi
keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah
mengalokasikan
seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada
(jumlahnya
tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi
(maksimalisasi
kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai
dengan
anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi
keseimbangan
tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan
tingkat
kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi
(menggambarkan
tingkat kepuasan).
Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang
Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata
berubah.Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan
tingkat kepuasanya,begitu juga sebaliknya.Salah satu faktor yang
dapat
mengubah pendapatan nyata adalah
perubahan harga barang.
Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal
Salah
satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen
adalah
perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah
maka
kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran
sebelumnya.
Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income
Effect)
Ketika
kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan
terhadapnya
bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah
total interaksi
antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan
perubahan
harga, terhadap keseimbanga konsumen.
3.
Penelitian
Konsumen Sebagai Suatu Bidang Yang Dinamis
Terdapat tiga pendekatan
utama dalam meneliti perilaku konsumen.
Pendekatan pertama adalah
pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku
konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara
panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan
dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua adalah
pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi
kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan
perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen
dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana
seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ke tiga disebut
sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi
dan statistika.
Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika
berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow
untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola
konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga
pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan
analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau
seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
BAB
II
SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS
DEMOGRAFI
1.
Segmentasi
Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan
membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang
memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga
dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli
di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
Defini Segmentasi Pasar oleh
beberapa ahli :
·
Swastha &
Handoko (1997)
Mengartikan
segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat
heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen
·
Pride &
Ferrel (1995)
Mengatakan
bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen
pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya
kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan
menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara
relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
·
Swastha &
Handoko (1987)
Yang
merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi
segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai
dengan marketing mix.
.
a.
Segmentasi pasar dan kepuasan
konsumen.
Menurut
Philip Kotler (1997:36)
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal
dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan
harapannya.
Macam-macam
atau Jenis kepuasan konsumen.
Kepuasan
konsumen terbagi menjadi 2 :
·
Kepuasan Fungsional,
merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk.
Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
·
Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari
atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat
pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai
segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat
di bagi beberapa segmen berdasarkan :
·
letak geografis
·
volume pembelian demografis
·
produk yang dibeli
·
sesuai kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi
kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
b. Segmentasi
dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk
menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari
laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil
kinerja perseroan.
c. Penggunaan
segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus
memenuhi beberapa karakteristik:
·
Measurable
:
Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa
variabel yang sulit diukur.
·
Accessible
: Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
·
Substantial
: Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
·
Differentiable
:
Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang
berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·
Actionable
:
Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang
bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
·
Mensegmen pasar menggunakan
variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari,
dan situasi pemakaian.
·
Mendeskripsikan segmen pasar yang
diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu
perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara
berkomunikasi dengan konsumen.
2.
RENCANA
PERUBAHAN
a.
Analisis
Konsumen Dan Kebijakan Sosial.
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana
konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.Pengambilan
Keputusan Konsumen Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang
mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
·
Analisis Kebutuhan
Konsumen merasa bahwa dia
membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa
dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa
melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi
produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
·
Pencarian Informasi
Setelah kebutuhan itu dirasakan,
konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
·
Evaluasi Alternatif
Konsumen kemudian mengadakan
evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan
manfaat yang dia peroleh.
·
Keputusan Pembelian
Konsumen memutuskan untuk membeli
merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
·
Sikap Paska Pembelian
Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen
setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa.
b.
Perubahan Struktur Pasar Konsumen
Pasar
Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna
terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk
yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya
adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat
pasar persaingan sempurna :
·
Jumlah penjual dan pembeli banyak
·
Barang yang dijual sejenis, serupa dan
mirip satu sama lain
·
Penjual bersifat pengambil harga (price
taker)
·
Harga ditentukan mekanisme pasar
permintaan dan penawaran (demand and supply)
·
Posisi tawar konsumen kuat
·
Sulit memperoleh keuntungan di atas
rata-rata
·
Sensitif terhadap perubahan harga
·
Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
Pasar
Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah
produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana
konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang
lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng,
pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
·
Untuk unggul diperlukan keunggulan
bersaing yang berbeda
·
Mirip dengan pasar persaingan sempurna
·
Brand yang menjadi ciri khas produk
berbeda-beda
·
Produsen atau penjual hanya memiliki
sedikit kekuatan merubah harga
·
Relatif mudah keluar masuk pasar
Pasar
Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar
yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area.
Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia,
industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli
:
·
Harga produk yang dijual relatif sama
·
Pembedaan produk yang unggul merupakan
kunci sukses
·
Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber
daya yang besar
·
Perubahan harga akan diikuti perusahaan
lain
Pasar
Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar
konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti
microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api
(perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
·
Hanya terdapat satu penjual atau
produsen
·
Harga dan jumlah kuantitas produk yang
ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
BAB
III
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada
hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
- Kegiatan Intelijen, Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
- Kegiatan Desain, Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
- Kegiatan Pemilihan, Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell,
Proses pengambilan keputusan meliputi:
- Proses pencarian/penemuan tujuan
- Formulasi tujuan
- Pemilihan Alternatif
- Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan
analisis system, Menurut Elbing ada lima langkah dalam proses
pengambilan keputusan:
- Identifikasi dan Diagnosa masalah
- Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
- Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
- Pemilihan Alternatif terbaik
- Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
1.
MODEL
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a.
Model
Perilaku Pengambilan keputusan
·
Model
Ekonomi, yang dikemukakan
oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
·
Model
Manusia Administrasi,
Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak
menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·
Model
Manusia Mobicentrik,
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·
Model
Manusia Organisasi,
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan
penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·
Model
Pengusaha Baru,
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·
Model
Sosial,
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional
dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b.
Model
Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada
hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model
Preskriptif, Pemberian
resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan
·
Model
Deskriptif, Model
ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal
sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi. Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral
dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi
setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi”
dan seterusnya.
- Teknik-teknik Pengambilan Keputusan:
- Teknik Kreatif
- Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum
dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan
ide-idenya.
a. Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses
kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran
(output) kreatif individual dan kelompok
b.
Teknik
Partisipatif
Individu individu atau kelompok
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan
c.
Teknik
Modern
·
Teknik
Delphi
·
Teknik
Kelompok Nominal
2. TIPE-TIPE PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Tipe
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam
pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan
dibagi dalam 3 tipe :
a.
Keputusan
terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga
dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd
manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan
piutang,dll.
b.
Keputusan
setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur.
Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta
analisis yg terperinci. Contoh : Keputusan membeli sistem komputer yg lebih
canggih, keputusan alokasi dana promosi.
c.
Keputusan
tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang
dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk
didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMECAHAN MASALAH :
- Trial & error : Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan. Contohnya : ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tdk berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil panasnya turun, dll.
- Intuisi : penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah. Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.
- Nursing process : Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
- Scientifik methode/Research Process : Proses riset/ penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika, dengan pendekatan yang sistematis.
4.
PEMBELIAN
Pengertian Pembelian adalah Suatu pristiwa atau tindakan
yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa
dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan
dalam transaksinya, dalam pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara
pembeli dan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan
melakukan transaksi penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan
di sepakati kedua belah pihak
Tugas Pembelian :
- Melakukan transaksi pembelian pada watu dan tempat yang tepat
- Barang yang dibeli memiliki manfaat dan fungsi yang diperlukan
- Sebelum membeli membandingkan harga dari tempat yang berbeda
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang atau jasa
- Barang yang dibeli kemungkianan dapat dijual kembali
- Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang ada
Manfaat Pembelian :
- Mendapatkan barang hasil pembelian
- Dapat memenuhi kebutuhan melalui pembelian
- Hasil Pembelain dapat bermanfaat
- Penjual mendapatkan hasil dari penjualannya
Jenis-Jenis Pembelian :
- Pembelian Secara Cash atau tunai adlah pembelian yang dilakukan sekali transaksi dengan menerima barang yang di beli dan memberikan uang sebagai alat tukar yang sesuai dengan jumlah yang disepakati
- Pembelian Credit atau Berkala adal pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali transaksi, pada transaksi pertama pembeli memberika sejumlah uang sebagai uang muka dan penjual memberikan barang yang di beli dengan catatan akan terjadi pembeyaran kedua
5. DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Dalam pengambilan
keputusan meliputi lima tahap :
a) Penetapan masalah
b) Pencarian informasi
c) Evaluasi terhadap pilihan
d) Pemilihan
e) Hasil dari pilihan
Langkah-langkah
berikut ini dapat ditransformasikan ke dalam tahap-tahap keterlibatan konsumen
dalam pengambilan keputusan yang komplek :
a)
Need
Aurosal
b)
Proses
informasi konsumen
c)
Evaluasi
Merek
d)
Pembelian
e)
Evaluasi
sesudah pembelian
Pengambilan keputusan yang komplek
seringnya untuk produk berkategori:
·
Barang
dengan harga tinggi
·
Barang
yang mempunyai resiko penampilan seperti mobil dan produk medis
·
Barang
yang kompleks seperti komputer
·
Barang
special seperti peralatan olah raga, perabotan
·
Barang
yang berhubungan dengan ego seseorang seperti pakaian, kosmetik
BAB IV
Evaluasi Alternatif
Sebelum Pembelian
1.
Kriteria Evaluasi
ketika berbagai
alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi
altenatif tersebut, dalam keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen
dengan produk yang akan dibelinya.
2.
Menenteukan
Alternatif Pilihan:
·
Teknik
Kompensatori yaitu kelebihan suatu produk dapat menutupi kelemahan produk dari
atribut lainnya.
·
Teknik
Non Kompensatori yaitu skor yang tinggi pada atribut produk tidak dapat
menutupi skor yang rendah pada atribut lain.
3.
Menaksir Alternatif Pilihan
Pada tahap ini konsumen
akan menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternative yang akan mereka
pilih dan pada akhirnya dibeli. Bagaimana konsumen tersebut mengevaluasi
alternative barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan
situasi pada saat akan melakukan pembelian. Dalam beberapa keadaan ada konsumen
yang menggunakan pemikiran logis dan ada juga yang membeli berdasarkan dorongan
sesaat. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri;
kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau
wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
4.
Menyeleksi Aturan
Pengambilan Keputusan
Setelah konsumen
menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli
atau menolak produk. Pada tahap ini pemasar dianggap berhasil kalau
pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian oleh konsumen.
BAB
V
PEMBELIAN
1.
PROSES KEPUTUSAN MEMBELI
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh
ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku
konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan
pembelian.Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu
keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:
a.
Pengenalan
Masalah
Merupakan
faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan
mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara
keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b.
Pencarian
informasi.
Seorang
selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan
tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka
konsumen akan bersedia untuk membelinya. Konsumen dapat memperoleh informasi
dari beberapa sumber, yaitu terdiri dari sumber pribadi, sumber komersial dan sumber
pengalaman.
c.
Evaluasi
Alternatif
Konsumen
akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti
terhadap produk yang akan dibelinya. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari
satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
d.
Keputusan Pembeli
Setelah
konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan
untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek
di antara beberapa merek yang tersedia. Tetapi dua faktor dapat muncul antara
niat untuk membeli dan keputusan membeli. Faktor tersebut antara lain : sikap
orang lain dan faktor situasi yang tidak diharapkan (Muslichah et al, 2005).
e.
Perilaku
Pasca pembelian
Artinya
tahap dari Proses keputusan membeli. Konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan rasa puas atau tidak puas. Pembeli merasa puas atau
tidak puas dalam proses pembelian terletak pada hubungan antara penilaian suatu
produk dan harapan konsumen. Apabila produk tidak sesuai harapan, konsumen
merasa tidak puas. Bila produk memenuhi harapan konsumen, konsumen merasa puas.
Dan apabila produk melebihi harapan konsumen, konsumen akan merasa sangat puas.
2.
MEMILIH ALTERNATIF TERBAIK
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi
pemasaran) yaitu :
Pembelian yang direncanakan: biasanya terjadi
berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang-barang
tertentu. Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah
memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli.
Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan, keandalan,
pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang
yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan-rangsangan
tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari
produk substitusi tersebut.
Pembelian yang tidak direncanakan : terjadi karena
konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka
beli.
Lalu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pembelian tidak direncanakan ?
Pertama adalah lingkungan fisik atau pengetahuan
konsumen tentang toko, supermarket atau mall dimana si konsumen beraktifitas:
mencakup pilihan lokasi , tata letak (layout) rak pajangan (rack display), tata
ruang, warna interior, pengaturan udara, musik (suara) dan layout produk.
Pemilihan lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses dari dan
ke toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat menentukan
apakah konsumen mau berkunjung ke toko Anda atau tidak. Lokasi yang “nylempit”,
atau mau parkir saja mesti putar-putar tiga atau empat kali, atau tidak ada
akses kendaraan umum dari dan ke lokasi, atau udara yang sumpek dan panas,
tentu saja menjadikan toko Anda alternatif terakhir untuk dikunjungi. Kemudian
pemilihan warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan. Pilihlah warna yang
sesuai dengan tema Anda (misi dan visi Anda), tapi sekaligus merangsang
pembelian. Kemudian satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah pilihan
suara atau musik. Pilihlah musik yang sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan dimana toko/supermarket Anda berada. Pilihan jenis musik untuk
waktu-waktu tertentu juga cukup menentukan, misalkan pagi hari memperdengarkan
musik yang lembut-lembut, menjelang siang mungkin musik yang agak keras/cepat
dan seterusnya, yang jelas pilihlah musik yang Anda yakini bisa merangsang
pembelian.
Berikutnya (masih termasuk lingkungan fisik) adalah
pengaturan (tataletak) rak display dan penempatan produk. Aturlah rak-rak
display Anda sedemikian sehingga terkesan rapi sehingga konsumen akan merasa
nyaman berjalan di lorong-lorong diantara rak. Demikian juga dengan
barang-barang yang dipajang di rak. Pengelompokan produk sangat dianjurkan dan
diatur sedemikian sehingga konsumen mudah untuk mencarinya, dan bila perlu,
beri informasi-informasi yang lebih memudahkan konsumen seperti petunjuk letak
barang. Sebisa mungkin hindari penempatan barang ditengah-tengah lorong yang
memberi kesan semrawut. Ingat, kecuali membeli barang, konsumen juga sedang
membeli kenyamanan lho.
Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang
toko/supermarket Anda adalah faktor yang paling krusial. Mengapa ? Karena
dengan mempersiapkan lingkungan fisik toko/supermarket Anda sebaik mungkin,
maka bukan hanya pembelian yang tidak direncanakan yang dapat Anda jaring,
tetapi bahkan konsumen yang sudah merencanakan membeli produk tertentupun
dengan senang hati akan berbelanja di toko/supermarket Anda.
Faktor kedua adalah masalah waktu. Ketersediaan
waktu juga mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan melakukan
pembelian. Jika mereka tidak mempunyai cukup banyak waktu, maka mereka akan
mengurangi waktu untuk pencarian informasi.
Penggunaan informasi yang tersedia juga akan
menurun, dan informasi negatif atau yang tidak menguntungkan turut pula
dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan akibat adanya tekanan waktu,
sehingga mereka hanya akan melakukan pembelian yang telah direncanakan saja.
Sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan
pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat
memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun
pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu
mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya pada produk yang akan
dibeli.
Faktor ketiga adalah adanya rangsangan-rangsangan
tertentu yang “sengaja” diciptakan oleh para pemasar sehingga konsumen
melakukan pembelian yang tidak direncanakan, bahkan seringkali tanpa
mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikannya pada barang yang dibeli.
Rangsangan itu dapat berupa potongan pembelian, gift, gimmick, promo, launching
produk baru (atau yang diperbarui), obral, dan seterusnya.
Belanja merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi
sebagian orang, karena belanja bukan saja aktivitas jual beli saja, namun juga
merupakan salah satu kegiatan rekreasi pada masyarakat dewasa ini.
Konsumen mempunyai berbagai motivasi atau alasan
berbelanja, selain untuk mendapatkan produk, konsumen juga memandang berbelanja
sebagai kegiatan menyenangkan yang disertai satu atau lebih aktivitas seperti
yang diungkapkan pakar marketing Henry Assael bahwa berbelanja merupakan
aktivitas menikmati lingkungan toko, menelusuri dan mengamati
penawaran-penawaran toko, berbicara pada pramuniaga, serta membelanjakan uang.
Kegiatan belanja yang tampaknya sederhana ternyata
melibatkan interaksi rumit antara berbagai aspek lingkungan dimana kegiatan
belanja dilakukan sehingga strategi pemasaran dirancang untuk memahami perilaku
berbelanja konsumen ini.
3.
MEMILIH SUMBER – SUMBER PEMBELIAN
3.1 Sumber-Sumber
Pembelian Intern :
a)
Motivasi
merupakan kebutuhan
yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan
tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman.
Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang
timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui,
kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang
diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi
anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk
dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
b)
Belajar
Proses dimana
seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat,
mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan
belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan
deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap,
menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan
emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu
terhadap beberapa obyek atau gagasan.
c)
Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi
ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang
juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang
dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan
produk.
3.2 Sumber-sumber
Pembelian ekstern
a) Kebudayaan
faktor budaya adalah
salah satu pengaruh yang paling berdampak luas
dalam perilaku
konsumen. Contohnya saja seorang konsumen yang sudah
sangat cinta dengan kebudayaan
bangsanya,sehingga ia selalu
menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau
menggunakan prodak
luar.memang tidak semua konsumen seperti
itu,masih terdapat konsumen-
konsumen yang tidak
mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh
didalam dirinya,sehingga
ia masih dengan mudah terpengaruh oleh
kebudayaan asing,dan
menggunakan produk-produk dari luar.
b) Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen
sering meminta pendapat dari orang sekitas dan
lingkungannya tentang
produk apa yang harus dibeli.
Faktor Sosial terdiri
dari 3 bagian, yaitu :
·
Kelompok acuan : semua
kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang.
Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat
keputusan konsumsi.
·
Keluarga sebagai
organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara
langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
·
Peran : meliputi kegiatan
yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan
peran dan status pamakainya.
c) Keluarga
Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Keputusan
pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan
dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya-keluarga,
klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
dapat
diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
John Adair (1996). Pengambilan
Keputusan Manajemen. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara
http://anitafebianaa.blogspot.com/2012/10/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe.html
http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-pembelian/
http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-pembelian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar